Paspor India Warna Apa

Paspor India Warna Apa

Apa yang dimaksud dengan paspor?

Paspor adalah dokumen resmi yang memberikan informasi tentang kewarganegaraan pemegang paspor. Di India, paspor dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri. Dokumen-dokumen ini diakui secara luas untuk tujuan perjalanan internasional. Namun, sekadar memiliki paspor tidak memberikan hak kepada seorang pelancong untuk memasuki negara mana pun selain negara tempat tinggalnya atau negara yang mengeluarkannya.

Tahukah kamu, hanya ada empat warna paspor yang ada di dunia. Masing-masing negara bebas untuk menentukan warna paspor mana yang mereka pilih untuk digunakan warganya ke luar negeri.

Empat warna paspor yang ada di dunia antara lain, merah, biru, hijau, dan hitam. Setiap warna memiliki makna yang berbeda-beda bagi setiap negara yang menggunakannya.

Indonesia sendiri menggunakan warna hijau untuk paspornya, sedangkan Amerika Serikat memilih warna biru. Sementara Singapura yang belum lama ini dinobatkan punya paspor terkuat di dunia, memakai warna merah untuk sampul paspornya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, sebuah negara sebenarnya punya latar belakang tersendiri dalam memilih warna apa untuk sampul paspor mereka. Warna paspor juga dianggap sebagai simbol identitas nasional, dasar politik, hingga agama mayoritas dari sebuah negara.

Berikut 4 warna paspor yang ada di dunia dan penjelasannya.

Negara-negara yang punya sejarah atau latar belakang sosialis atau komunis, kebanyakan memilih warna merah pada sampul paspor mereka seperti Rusia, China, atau Serbia.

Namun, negara-negara Uni Eropa juga memakai warna merah untuk paspornya, kecuali Kroasia. Paspor Singapura, Turki, Bolivia, Ekuador, Peru, Albania, hingga Georgia juga menggunakan warna merah.

Setidaknya terdapat 84 negara yang memakai warna biru pada paspor mereka. Warna biru jadi yang terbanyak dipilih oleh negara-negara di dunia sebagai sampul paspor mereka. Amerika Serikat termasuk yang menggunakannya.

Inggris setelah keluar dari Uni Eropa juga memakai sampul paspor warna biru. Di Amerika Selatan, Argentina, Brasil, dan Paraguay menggunakan paspor biru. Banyak negara di Karibia juga memilih paspor biru.

Pada umumnya, paspor hijau dipakai oleh negara yang mayoritas warga negaranya memeluk agama Islam. Indonesia, Arab Saudi, Pakistan, dan Maroko termasuk di antara negara-negara yang memakai paspor hijau.

Fakta menarik lainnya yakni warna hijau pada paspor dipilih karena dinilai merupakan warna favorit Nabi Muhammad SAW. Warnah hijau juga melambangkan kehidupan dan alam.

Tidak banyak negara yang memilih warna hitam sebagai sampul paspor mereka. Setidaknya terdapat tujuh negara yang menggunakannya. Paspor hitam tergolong langka di dunia.

Selandia Baru salah satu negara yang memakai paspor hitam, karena warna hitam sesuai dengan warna nasional negara tersebut. Kongo, Angola, Malawi, Tajikistan, dan Trinidad dan Tobago juga memakai warna hitam pada paspor mereka.

Tidak banyak negeri yang berwarna-warni seperti India. Merah, putih, dan oranye selalu menjadi warna Hinduisme yang menonjol dan dipakai secara teratur (terutama pada upacara keagamaan) di India selama lebih dari 2000 tahun. Tentu saja warna-warninya lebih dari tiga warna itu saja dan saya akan memberitahu Anda seputar hal ini…

Merah melambangkan kemurnian dan karenanya menjadi warna favorit busana pengantin wanita. Merah juga merupakan warna yang terkait dengan Durga, salah satu dewi yang paling disegani dalam mitologi Hindu. Gambarannya yang menakutkan itu antara lain muncul dari lidahnya yang merah dan kedua matanya yang nyaris merah total. Di India belahan selatan, merah merupakan warna kekerasan dan kekacauan.

kaum wanita duduk-duduk di tepi sungai Gangga, Varanasi

Putih merupakan warna yang mudah diterima pada pemakaman dan upacara-upacara yang terkait dengan kematian. (Saya pikir, warna ini jauh lebih baik daripada hitam.) Ini pun merupakan satu-satunya warna yang boleh dikenakan oleh para janda. Putih juga diterima secara luas (bukan hanya di India) sebagai warna kedamaian dan kemurnian.

potret seorang pria berbaju putih

Oranye adalah warna yang paling dominan di India. Warna oranye pada bendera India melambangkan keberanian dan pengorbanan. Menurut orang-orang Hindu, oranye melambangkan “cakra suci”. Cakra merupakan konsep yang berasal dari teks-teks agama Hindu.

pria-pria berbaju oranye di Varanasi sedang berjalan pulang dari sungai Gangga

Biru [muda] merupakan warna langit dan laut menurut indera penglihatan kita. Di India, warna biru ini terkait dengan dewa Krishna, salah satu dewa yang paling digemari di India. Yang paling terkenal dengan warna birunya di India adalah kota Jodhpur (terkenal dengan julukan “Kota Biru” atau “Kota Mentari”). Rumah-rumah berwarna biru berderetan. Kota ini berada di padang pasir Thar, yang bahkan membuatnya lebih mengesankan.

kain biru pada sebuah pasar di Gangtok

Hijau melambangkan panen, awal yang baru, dan kebahagiaan. Ini juga melambangkan alam dan karenanya merupakan perwujudan dari Tuhan itu sendiri. Hijau juga merupakan warna favorit orang-orang Islam, yang jumlahnya cukup besar di India.

seorang wanita berbusana Sari berwarna hijau di Varanasi

Kuning melambangkan kesucian dan merupakan unsur herbal mendasar untuk perawatan [kulit] tubuh dan wajah wanita India. Ini mengingatkan saya pada kari (curry).

bedak kari kuning pada sebuah pasar di Kolkata

Di India, hitam itu mengacu pada kenistaan dan hal-hal negatif lainnya. Warna ini melambangkan kemarahan dan kegelapan, serta terkait dengan kematian, kemandulan, dan ketiadaan energi. Warna ini digunakan sebagai reperesentasi dari setan dan untuk menangkal setan.

gagak-gagak hitam di depan balai penyembelihan di New Delhi

——- * Terjemahan dari Nina Maier, “The Colors of India”

diterjemahkan oleh Ma Sang Ji

Sampul depan paspor biasa India.

Paspor India merupakan dokumen perjalanan yang dikeluarkan oleh Kementerian Urusan Eksternal India kepada warga negara India untuk tujuan perjalanan internasional. Paspor ini memungkinkan pemegangnya untuk melakukan perjalanan internasional dan berfungsi sebagai bukti kewarganegaraan India sesuai Undang-Undang Paspor (1967). Unit Paspor Seva (Layanan Paspor) dari Konsuler, Paspor & Visa (CPV) Divisi Kementerian Urusan Eksternal berfungsi sebagai organisasi paspor sentral, dan bertanggung jawab untuk menerbitkan paspor India atas permintaan ke semua warga negara India yang memenuhi syarat. Paspor India dikeluarkan di 93 kantor paspor yang berlokasi di seluruh India serta di 162 misi diplomatik India di luar negeri.[2]

Pada 2015, India mengeluarkan sekitar 12 juta paspor, berada di tempat ketiga setelah Tiongkok dan Amerika Serikat.[3] Sekitar 828 juta penduduk India memegang paspor yang masih berlaku hingga akhir tahun 2015.[3]

Paspor India Britania dikeluarkan untuk subjek Britania di Kerajaan India Britania, dan juga warga negara Britania dari bagian lain Imperium Britania, serta warga negara Britania di wilayah protektorat di India (yaitu penduduk Britania yang dilindungi di 'wilayah kerajaan'). [4] Paspor ini diperkenalkan di India Britania setelah Perang Dunia Pertama.[5] Undang-Undang Paspor India 1920 mensyaratkan penggunaan paspor, kontrol yang kuat atas perjalanan orang asing India, dan orang asing yang bepergian ke dan di dalam India.[6] Paspor tersebut didasarkan pada format yang disepakati pada Konferensi Internasional Paspor Liga Bangsa-Bangsa tahun 1920.[7] Namun, paspor India Britania memiliki penggunaan yang sangat terbatas, hanya berlaku untuk perjalanan di dalam Kerajaan Britania, Italia, Swiss, Austria, Cekoslowakia, Jerman, Prancis, Spanyol, Norwegia, Swedia, dan Belanda.[8]

Penggunaan paspor dihentikan setelah pembentukan dominion India dan Pakistan pada tahun 1947, dan pengusulnya berhak untuk memilih kewarganegaraan India, Pakistan atau Britania. Undang-Undang paspor dibuat ketat di kedua negara pada tahun 1952. Warga negara India dan Pakistan tidak memerlukan visa atau dikeluarkan pada saat kedatangan sampai Perang Kashmir Kedua. Sebelum perang, warga kedua negara dapat dengan bebas melakukan perjalanan ke negara masing-masing, meskipun terjadinya perang tahun 1947 terhadap Kashmir.[9]

Selain itu, kantor paspor serta misi luar negeri terpilih di India diizinkan untuk menerbitkan secara reguler Paspor Indo-Bangladesh dan Indo-Sri Lanka untuk warga negara India yang bermukim di Benggala Barat, Negara Timur-Laut, Tamil Nadu dan Puducherry. Kedua paspor ini masing-masing mengizinkan perjalanan ke Bangladesh dan Sri Lanka saja dan tidak berlaku untuk bepergian ke negara asing lainnya. India berhenti menerbitkan paspor Indo-Bangladesh pada 2013.[10]

Paspor Tatkaal (untuk kepentingan mendesak),[11] dan Paspor Validitas Pendek (Short Validity Passport, SVP)[12] juga tersedia dan ini umumnya dianggap Paspor Biasa setelah dikeluarkan.

Paspor India biasa kontemporer memiliki sampul hitam-hitam kebiru-biruan dengan cetak berwarna emas. Lambang India terpampang di tengah sampul depan. Kata-kata "पासपोर्ट" dalam Devanagari dan "Passport" dalam bahasa Inggris tertulis di atas Emblem "भारत गणराज्य" dalam Devanagari dan "Republic of India" dalam bahasa Inggris tertulis di bawah emblem. Paspor standar berisi 36 halaman, tetapi pelancong yang sering dapat memilih paspor yang berisi 60 halaman. Beberapa paspor awal ditulis tangan, termasuk beberapa yang dikeluarkan antara tahun 1997 dan 2000 dengan tanggal validitas 20 tahun. Paspor ini telah dinyatakan tidak sah oleh pemerintah India dan pemegang harus menggantinya dengan versi yang dapat dibaca mesin yang berlaku selama 10 tahun karena peraturan ICAO.[13]

Semua paspor berisi catatan dalam bahasa Hindi dan Inggris, secara nominal dari Presiden India, yang ditujukan kepada pihak berwenang dari semua negara dan wilayah:

Halaman catatan pemegang paspor biasanya dicap dan ditandatangani oleh otoritas penerbit atas nama Presiden Republik India.

Teks Paspor India dicetak dalam bahasa Hindi dan Inggris, dua bahasa resmi India.

Sejak 25 November 2015, paspor India yang ditulis tangan atau dengan tanggal kadaluwarsa asli yang diperpanjang hingga 20 tahun belum berlaku berdasarkan peraturan perjalanan ICAO.[14] Dengan paspor India yang lebih baru, rincian pribadi dari pemegang paspor, yang sampai sekarang dicetak pada halaman sampul dalam, dicetak pada halaman kedua dokumen. Fitur keamanan tambahan lainnya di paspor non-tulisan tangan yang lebih baru adalah gambar bayang dari pemegang yang ditemukan di sisi kanan halaman kedua. Selain mencegah penjahat mencetak paspor palsu, perubahan terbaru juga membantu mencegah noda pada dokumen karena printer inkjet.[15][16]

PhD researcher: Sarita Bhagat

Humans and the more-than/non-human entities like the river, materials, and multi-variant species constantly interact creating and maintaining multiple realities. Framing rivers within the relational dynamics construct new meanings, values, norms, and knowledges in the physical, social, institutional, cultural, and political spaces which define ‘hydrosocial territories’. Powerful and dominant actors, often transcending national jurisdictions, create social norms and local rules, which to a varying degree lead to marginalization and loss of voice of other groups of actors, with less power, including the non-human entity. In this process of epistemic violence and silencing, important knowledges, meanings and information can be lost which are important to manage and govern rivers. This research will unravel these emergent relational dynamics in the context of the Warna watershed in India, to make space for other epistemologies animated by social justice, dynamics around social movements and river imaginaries to create and co-govern the Warna river commons, safeguarding rights of nature that go beyond the current legal frameworks in India. The overall research focuses on concepts emerging from political ecology, mainly focusing on notions of power relations and governmentality and actor-network theory. A qualitative research approach will be applied, with empirical and experiential field evidence to support my research, which includes creative and transformative learning methods to collect data.

aktivis Yayasan Patimadora Banda Aceh, melaporkan dari New Delhi

INDIA sering diagungkan dan dikenang sebagai negara penuh warna. Sebagai pendatang, saya sering takjub memperhatikan berbagai warna yang dengan mudah kita jumpai di jalanan, bangunan, pertokoan, aksesori, bahkan di berbagai halaman buku cerita rakyat kuno.

Aneka warna yang mencolok juga dengan mudah kita jumpai di tempat-tempat umum, tempat bertemunya pria dan perempuan cantik yang berpakaian khas India dalam berbagai warna. Ini pemandangan tak umum, pakaian tradisional dikenakan sebagai pakai sehari-hari. Lengkap dengan aksesori yang warna-warni. Bahkan warna-warna tertentu mendominasi upacara-upacara tradisi, antara lain, merah dan oranye yang membara merupakan warna yang sering ditampilkan dalam perlengkapan baju pengantin.

Saya sempat tanpa sengaja menyaksikan upacara tradisional ‘ijab’ pengantin di sebuah pagoda. Saya bertanya kepada seorang antropolog tentang makna dari warna merah yang dominan dalam acara tersebut. Menurutnya, “Merah itu simbol dari kedinamisan dan bahkan dapat secara konstan menghipnotis orang yang hadir dalam acara tersebut, sehingga acara berkesan sakral.”

Ada filosofis di balik warna itu, seperti disampaikan tokoh adat yang sempat menemani saya dalam suatu kenduri pengantin ala India. Katanya, warna merah juga berarti kesucian. Ini seperti simbol “kesatuan” antara dua orang seperti yang terlihat dari pernikahan, di mana pengantin wanita yang dihiasi warna cemerlang merah berupa tikka merah (titik di dahi) setelah pernikahan itu sebagai tanda komitmennya. “It is perhaps easy to see why red also symbolizes fertility and prosperity,” jawab tokoh adat itu lagi.

Atas jawabannya itu saya berkomentar nakal, “Oh apakah itu sebab jumlah penduduk India membengkak hingga miliaran?” Tokoh adat itu tertawa terbahak.

Sementara Warna hitam punya konotasi yang berkaitan degan kehidupan sebagai kurangnya keinginan, jahat, negatif, dan inersia. Warna hitam juga sering digunakan oleh orang tua India pada zaman baheula untuk menangkal setan yang mengganggu bayi dengan cara menempelkan ‘pini’ warna hitam di daku atau sekitar telinga.

Ketika saya tanyakan kepada seorang fasilitatornya (mereka menyebutnya sebagai ‘Om Shanti’) tentang kenapa warna kostum putih, ternyata warna putih itu sebagai simbol kebersamaan, pluralisme, kesucian, dan perdamaian. Namun demikian, warna putih juga biasanya juga bisa dikonotasikan sebagai kemuraman. Maka orang India akan mengenakan baju atau kain warna putih untuk upacara-upacara tradisi pemakaman (funerals) atau upacara kematian.

* Bila Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas Anda ke email: [email protected]

Macam-macam paspor India dan kegunaan yang ditawarkan

Hampir semua orang di India mengetahui paspor berwarna biru, jenis paspor yang tersedia untuk warga negara biasa di sana. Tetapi ada macam-macam paspor lain yang dikeluarkan oleh pemerintah India yang memiliki manfaat khusus atau tidak sama sekali. Warna paspor seseorang menentukan apakah dia bisa mendapatkan izin imigrasi lebih cepat atau tidak. Mari kita pelajari berbagai jenis paspor di India.

Paspor Pejabat atau Tipe S

Paspor ini hanya dikeluarkan kepada pejabat Pemerintah India yang bepergian ke luar negeri untuk tujuan resmi. Dijuluki juga paspor putih, dokumen ini dianggap sebagai paspor paling kuat. Paspor Tipe S memudahkan otoritas imigrasi untuk mengenali pemegangnya sebagai pejabat pemerintah dan memberikan perlakuan yang semestinya. Selain peraturan dan ketentuan umum, pemegang paspor pejabat juga mendapatkan beberapa hak khusus.

Paspor Reguler atau Tipe P

Dikenal juga dengan sebutan paspor biru, yang satu ini dikeluarkan untuk warga umum di India. Paspor ini memungkinkan petugas imigrasi dan bea cukai untuk membedakannya dari paspor lain yang berstatus resmi. Masyarakat umum menggunakan paspor ini untuk perjalanan rutin, seperti perjalanan bisnis atau liburan. Paspor tersebut mencantumkan nama pemegang, foto, dan berbagai bentuk identifikasi lainnya untuk pemeriksaan imigrasi.

Paspor diplomatik dikeluarkan untuk diplomat India dan pejabat senior pemerintah. Paspor yang berwarna merah marun ini memberikan pemegangnya berbagai keuntungan selama bepergian ke luar negeri. Dokumen tersebut memungkinkan pemegangnya untuk mendapatkan izin yang mudah dari formalitas imigrasi, jauh lebih cepat daripada pemegang paspor biasa. Paspor merah marun diberikan untuk setiap perwakilan pemerintah yang merencanakan perjalanan ke luar negeri, kecuali orang yang memiliki paspor putih.

Paspor jenis ini merupakan tambahan baru pada deretan paspor di India. Jenis tersebut diluncurkan pada tahun 2018 dan ditujukan terutama untuk orang-orang yang tidak memiliki pendidikan formal di atas kelas 10. Dokumen ini termasuk dalam kategori ECR (Harus Diperiksa Imigrasi). Tidak seperti paspor biasa, paspor ini tidak memiliki halaman terakhir yang mencantumkan semua data penting tentang pemegangnya.